Foto: Pertunjukan Coitrus Interreptus_Teater Nur, SMK Nurul Islam Cianjur |
"Selamat Malam" teriak seorang pria dengan kostum dan dandanan seperti Joker. Pria itu berdiri ditengah panggung dengan posisi kedua layar pelan-pelan terbuka lebar, menandakan pertunjukan sudah dimulai. Tidak lama kemudian lalu muncul para aktor jalan berjajar dari arah pintu masuk penonton dengan kostum dan wig warna warni.
Coitus Interreptus, pertunjukan yang bercerita mengenai seorang doktor bernama Dr Vagine bertemu seorang preman residifis yang pernah membunuh 8 orang, Marcho. Mereka berdua melakukan bisnis penjualan organ tubuh. Namun bisnis tersebut tidak berjalan seperti yang mereka harapkan. Pada waktu Dr Vagine mencari cara menyelesaikan masalah bisnisnya, ia bertemu dengan seorang perempuan pemilik rumah bordir terbesar.
Dr Vagine terlibat cinta segi tiga dengan pemilik rumah bordir dan Marcho. pemilik rumah bordir memiliki niat lain mengajak Dr Vagine membantunya membuka pabrik King Kondom. konflik terjadi saat para buruh melakukan aksi demo menuntut kenaikan upah.
Kisah cinta terlarang antara Dr Vagine dan Marcho dijadikan kesempatan oleh pemilik rumah bordir untuk mengambil alih pabrik dan mempengaruhi seorang inspektur agar mereka dihukum mati. Satu- persatu tokoh mati, tergeletak di atas panggung. Hanya pria Joker yang tersisa, ia berucap "Semua tokoh telah mati, jadi tidak ada satupun dari kita yang bisa menikmati pertunjukan ini lagi, tak ada lagi pertunjukan yang akan terjadi" sambil berteriak "Tutup Layar" menjadi penanda pertunjukan telah berakhir.
Demikianlah gambaran mengenai pertunjukan Coitus Interreptus yang dibawakan oleh Teater Nur, SMK Nurul Islam Cianjur, sutradara Dian Ardiansyah Pertunjukan tersebut merupakan salah satu pertunjukan di acara Festival Teater Remaja se-Jawa Barat.
(Anda bisa membaca ulasan semua pertunjukan peserta FTR di website Daun Jati. Klik di sini!! : daunjationline.com )
***
Selama 9 hari, tepatnya dari tanggal 19 - 27 Maret 2016 di Gedung Sunan Ambu Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung digelar 16 pertunjukan dari 16 kelompok teater remaja tingkat SMU/ SMK ataupun kelompok teater di luar sekolah se-Jawa Barat.
Adapun kelompok teater yang mengikuti festival ini adalah : Teater Citra SMAN 3 Subang, Teater Tasbeh SMAN 1 Baleendah, Teater Gawe SMKN 3 Tasikmalaya, Teater Prabu Kota Bogor, Teater Air SMAN 9 Bogor, Teater Beska SMK Bhakti Kartini Bekasi, Teater Bunga SMAN 5 Karawang, Teater Nur SMK Nurul Cianjur, Teater Beta MA At-Taqwa Pusat Putra, Teater Madya SMA Rimba Madya Bogor, Bengkel Sastra SMKN 1 Majalaya, Teater Kompeni SMKN 1 Bogor, Teater Satu Jam SMAN 1 Teluk Jambe Timur Karawang, Teater Rasa SMK Bina Ilmu Mandiri Bekasi, Teater Awal SMAN 6 Garut, Teater Kipas SMAN 2 Kota Bekasi.
Seputar Festival Teater Remaja Se-Jawa Barat
Festival Teater Remaja Se-Jawa Barat merupakan program 2 tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa jurusan teater ISBI. Pertama kali FTR diselenggarakan pada tahun 2008, yang kemudian berlanjut pada tahun 2010, 2012, 2014. Penyelenggaraan FTR tahun 2016 merupakan FTR yang ke-5 mengangkat tema “Kamu Pikir Kamu Siapa?”.
FTR yang ke-5 ini berbeda dengan FTR sebelumnya, yaitu dengan menggunakan sistem kurasi. Berangkat dari tema "Kamu Pikir Kamu Siapa?" setiap peserta yang mendaftar membuat pertunjukan di sekolahnya masing-masing lalu mengirimkan file video untuk diseleksi oleh panitia. Hasilnya dari 22 peserta menghasilkan 16 kelompok teater yang akan berkompetisi dalam FTR ke-5.
Sebelum dibuka pendaftaran, panitia FTR melakukan beberapa kegiatan workshop, tepatnya pada bulan Desember 2015, yaitu: workshop penulisan naskah teater, penyutradaraan, keaktoran dan artistik. Sebuah jalinan acara yang menggiring calon peserta menuju tema besar festival "Kamu Pikir Kamu Siapa?"
Foto: Suasana Antrian Pengunjung FTR Menunggu Pertunjukan |
Menurut Habib selaku ketua pelaksana FTR-5, pengambilan tema tersebut berkaitan dengan bagaimana remaja merespon fenomena yang terjadi di kalangan remaja. Identitas remaja saat ini mungkin didominasi oleh sesuatu yang sudah ada sebelumnya. dengan adanya FTR ini diharapkan para remaja bisa menemukan identitas dirinya dalam proses kreatif baik itu proses kreatif secara individu maupun secara kelompok.
Pada FTR ke-5 ini setiap pementasan selesai diadakan diskusi mengenai pertunjukan. Tujuan diadakannya diskusi sesudah pementasan adalah untuk mencari tahu apakah pertunjukan yang sudah dimainkan berangkat dari keremajaan atau hanya taktik sutradara untuk mensiasati tema.
Habib memiliki harapan semoga dengan diselenggarakannya FTR ini segala lapisan masyarakat memberikan peluang lebih untuk para remaja mengeluarkan ekspresinya khususnya dengan media teater. “semoga teater di masyarakat khususnya di sekolah-sekolah tidak menjadi sesuatu yang diasingkan", tegas Habib.
Hadirnya festival teater bisa menjadi ajang kompetisi yang sehat. Selain itu dengan adanya festival teater khususnya teater remaja diharapkan dapat membangun semangat apresiasi para remaja untuk menonton teater dan kegiatan seni lainnya. Semoga FTR berikutnya semakin dapat mengakomodir warna keberagaman teater remaja khususnya yang ada di Jawa Barat. (Penulis: Besti Rahulasmoro)
0 comments:
Posting Komentar